Rabu, 07 Desember 2016

Ragam Wisata Nusa Tenggara Barat



Perjalanan dinas saya kali ini mengunjungi Pulau yang berpendudukan asli Suku Sasak, yaitu Lombok, Nusa Tenggara Barat. Setibanya di bandara Lombok International Airport - Praya pada pagi hari, saya dan tim dijemput oleh Staff Gubernur NTB, karena memang kebanyakan agenda akan dilaksanakan di Mataram bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat DR.KH.M.Zainul Majdi,MA. Agenda dinas saya di Mataram akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 15-17 April 2014.

Sebelum memulai agenda dinas saya keesokan harinya, di hari pertama ini saya menyempatkan diri untuk mengunjungi pusat kerajinan tangan dan oleh-oleh di kota Mataram. Seperti biasa, saya sangat menyukai kain ikat/tenun ikat khas daerah. Kali ini saya membeli kain ikat lombok dengan motif khas rumah sasak yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Lombok, yaitu Desa Sukarare, Lombok Tengah dan Kabupaten Praya. Kain-nya ada yang terbuat dari tenun, kain katun dan sutra. Harganya pun beragam, tergantung kualitas kain-nya dari mulai Rp 150,000 per meter hingga jutaan rupiah. Selain kain ikat, saya juga membeli kain motif rang-rang yang sekarang ini lagi digandrungi. Harga di lombok relatif lebih murah daripada di Bali, akan tetapi pilihan ragam motifnya lebih banyak di Bali.

Setelah belanja kain, saya check-in di Sheraton Beach Resort yang berada di kawasan pantai senggigi. Perjalanan dari kota mataram menuju Senggigi menempuh waktu kurang lebih 25 menit dengan suguhan pemandangan alam yang begitu indah. Sesampainya di hotel saya beristirahat sejenak kemudian menyempatkan diri untuk berjalan mengitari taman dan berenang di resort dengan pemandangan pantai yang terlihat begitu indah dari lokasi kolam berenang resort.

Siang hari saya dan tim makan di Resotoran 99. Disini kami mencicipi Ikan bakar dan udang goreng tepung yang begitu nikmat. Di Pulau ini memang khas sekali dengan makanan seafood karena kota-nya dekat sekali dengan laut. Sambil makan, kami didatangi oleh beberapa pedagang mutiara keliling. Ternyata di lombok hampir setiap restoran khas daerah memang terdapat beberapa pedangang mutiara yang menawarkan dagangannya kepada pengunjung yang datang bersantap di restoran. Mereka menjual kalung, cincin, gelang, anting dan aksesoris lain-nya yang terbuat dari mutiara.

Kebanyakan jenis mutiara yang ditawarkan adalah yang terbuat dari kerang yang hidup di air tawar, jadi harganya relatif murah mulai dari Rp 25,000 - Rp 200,000 per aksesoris. Akan tetapi, ada juga yang menjual mutiara yang berasal dari kerang yang hidup di air laut, harganya lumayan mahal yaitu mulai dari Rp 500,000 - Rp 1,000,000 per Mutiara. Yang membeli Mutiara air laut ini akan diberikan Sertifikat untuk menjamin kualitas dan keasliannya. Daerah penghasil Mutiara dengan kualitas yang bagus adalah Sumbawa, Sekotong, Lombok barat, dan Teluk Nare.

Setelah makan siang saya kembali ke hotel untuk rapat bersama tim mengenai agenda dinas di Mataram. Setelah rapat rampung, saya kemudian bersantai sore di Malimbu yang kira-kira berjarak sekitar 20 kilometer dari resort tempat saya menginap. Malimbu merupakan daerah dataran tinggi di lombok dimana kita bisa menyaksikan indahnya pemandangan laut dan bukit-bukit yang mengitari lombok. Disini saya makan jagung bakar dan minum es kelapa muda sambil meyaksikan terbenam-nya matahari. Dari Malimbu juga dapat terlihat tiga pulau yang sangat terkenal di Nusa Tenggara Barat yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Setelah menghabiskan sore di Malimbu saya lalu kembali ke hotel untuk bersantap malam. Kebetulan malam itu ada "Indonesian Night", para tamu disuguhi hidangan prasmanan khas Indonesia dengan ditemani oleh Alunan gamelan dan Tarian Gandrong, tari tradisional suku Sasak.

Keesokan hari-nya agenda dinas saya-pun dimulai. Pagi hari, tim beserta atasan saya bersilaturahim kerumah dinas Gubernur NTB utk sarapan pagi. Uniknya, menu sarapan yang disajikan adalah menu sarapan khas Arab. Ternyata hal ini dikarenakan Gubernur NTB dulu-nya mengambil Gelar Doktor Ahli Tafsir Al-Qur'an di Universitas Kairo, Mesir sehingga makanan yang disajikan seperti thareed, luqaimat, samosa, kari kambing, roti maryam, dan teh susu, Chef-nya pun langsung orang Arab. Setelah itu kami melanjutkan kegiatan di Universitas Mataram dan mengunjungi beberapa stasiun TV dan Radio Lokal untuk talkshow live dan taping.

Malam hari-nya kami diajak oleh staff Gubernur NTB untuk makan malam dan berwisata kuliner di restoran khas di Mataram yaitu Taliwang Raya. Menu khas yang disuguhkan adalah  Ayam pelecingan, kangkung plecingan dan Es kelapa dengan Madu kristal. Rasanya nikmat sekali, sampai saya tambah dua kali. Setelah makan malam kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat. Keesokan hari-nya kami mengunjungi beberapa pesantren yang ada di kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur kemudian malam hari-nya kembali bertolak ke Jakarta.

Sumber: saragihmeryl