Di Nusa Tenggara Barat (NTB), rumput laut dikembangkan di 10 kawasan di 7 Kabupaten/Kota. Selain di Desa Kertasari yang sudah tersohor berkat produk rumput lautnya yang berkualitas, sebaran budidaya rumput laut juga berada di Labuhan Mapin dan Kecamatan Terano, Kabupaten Sumbawa. Ada juga di Pulau Baji, Kecamatan Kwangko, Kabupaten Dompu dan di Waworada, Kabupaten Bima yang kesemuanya berada di Provinsi NTB.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, rumput laut merupakan penyumbang utama produksi perikanan budidaya. Tercatat, pada tahun 2015 produksinya mencapai 918.021 ton rumput laut basah, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 770.374 ton.
Target produksinya sendiri hingga 2018 adalah 1 juta ton, dengan nilai ekonomi mencapai Rp 2 triliun dan serapan tenaga kerja 37.000 orang.
Namun, menurut Syarifudin, petani rumput laut sekaligus Ketua Koperasi Rumput Laut permata Bahari di Pulau Bajo, potensi rumput laut di wilayahnya belum optimal.
“Dari potensi seluas 3.000 hektar, baru ada 110 petani rumput laut dengan areal tanam 400 hektar,” kata Syarifudin.
Syarifudin berujar, sejauh ini pemasaran hasil rumput laut di NTB serta Pulau Baji tidak terkendala, biasanya sudah ada pengepul di masing-masing Desa.
Produk rumput laut kering itu selanjutnya dikirim ke agen-agen industri berbahan baku rumput laut di Pulau Jawad an Sulawesi.
”Saya optimis dengan pangsa pasar yang luas target penjualan Rp 2 triliun di tahun 2018 bisa tercapai,” ucap Syarifudin.
Sumber: jitunews